Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Burung Raja Udang King Fisher Indonesia

Banyak yang menduga Raja Udang adalah burung yang berasal dari daerah tropis. Padahal burung Raja Udang sejatinya berasal dari Eropa.

Tidak seperti parkit jenis unggas yang juga dinamakan Cekakak ini gemar melahap ikan-ikan kecil. Karena itu mereka sering bertengger di atas ranting-ranting yang menjulur ke arah sungai.

Ciri dan Mangsa Burung Raja Udang

Tulisan ini hanya menjelaskan King Fisher sesuai dengan gambar di atas. Kita memang harus membatasi pembahasan karena setidaknya ada 114 spesies king fisher. Sedangkan yang kita simak di sini adalah spesies raja udang yang bisa ditemukan di Indonesia.

Warna bulu burung raja udang biasanya biru cerah atau kehijau-hijauan. Paruhnya panjang, kuat dan runcing. Saking panjangnya sehingga kelihatan tidak proposional dengan ukuran tubuhnya. Kaki pendek dengan 3 jari mencengkeram ke depan.

Burung raja udang dikenal sangat baik dalam membedakan warna dan memiliki penglihatan binokular. Mereka tidak menggerakkan kepalanya ke sana kemari untuk melacak keberadaan mangsa. Cekakak hanya melakukan gerakan mata di dalam rongga mata.

Kehebatan king fisher lainnya adalah bisa memprediksi kedalaman suatu perairan dengan tepat. Air yang memantul atau membias bukan masalah bagi spesies ini karena mereka dapat memahaminya secara cukup sempurna.

Meskipun namanya burung raja udang namun king fisher tidak hanya doyan udang. Makanan utama mereka adalah ikan-ikan kecil. Beberapa jenis yang lain juga senang menangkap reptil kecil, serangga, kelabang, cacing anelid, laba-laba, siput dan katak.

Mereka biasanya mengambil posisi di area terbuka untuk mengamati mangsa, lalu terbang cepat ke bawah, menerkam mangsa dan kembali ke tempat semula. Gerakan yang cepat dan paruh panjang kuat sangat mendukung proses penangkapan ini.

Varian, Naluri dan Kehebatan Cekakak

Terdapat lebih dari empat puluh varian cekakak yang dapat ditemukan di Indonesia. Bisa disebutkan di antaranya adalah: Cekakak Pita Biasa (Tanysiptera galatea), Cekakak Sungai ( Thodirhamphus chloris), Raja Udang Erasia ( Alcedo Atthis), Raja Udang Punggung Merah ( Ceyx rufidorsa), Cekakak Suci (Todirhamphus sanctus), Pekaka Emas ( Pelargopsis capensis), Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris), Cekakak Belukar (Halcyon smyrnensis) dan Cekakak Batu (Lacedo pulchella).

Hampir semua varian burung raja udang menyukai tempat tinggal yang dekat dengan sungai, danau, kolam dan rawa. Namun ada juga yang senang tinggal di pedalaman hutan.

Lensa mata raja udang perairan yang menyerupai telur membuat mereka sempurna dalam menentukan letak mangsa meskipun mangsa tersebut berada di dalam air. Raja udang yang hidup di rimba biasanya mengambil posisi di bawah rerimbunan dedaunan dengan kondisi yang agak gelap.

Bila mereka melihat reptil kecil, amfibi atau serangga mereka lalu menukik dan menyambar mangsa. Makanan hidup itu dilumpuhkan dulu dengan cara dibentur-benturkan ke batu atau batang pohon. Bila mangsa sudah lemah raja udang akan langsung melahapnya.

Ada juga jenis raja udang yang membangun sarang dengan cara membuat lubang pada batang pohon, tebing sungai, rumah rayap dan di dalam tanah. Telur burung ini agak bundar dengan warna keputih-putihan. Seekor betina biasanya mampu menghasilkan 2 sampai 5 butir telur pada sekali musim bertelur.

Kemampuan lain yang dimiliki burung raja udang adalah bisa terbang lurus horizontal dengan cepat di atas permukaan air. Suara raja udang cukup nyaring, bahkan jenis yang lebih besar suaranya lebih kasar tapi juga lebih melengking.

Demikian rangkuman mengenai burung raja udang atau yang biasa disebut dengan cekakak (king fisher). Gambar di atas adalah gambar asli burung raja udang yang sedang dipegang penulis.